Precious Moments with Little Nico

To share my precious moments with Nico, as well as all happiness & fearness of new parents :-)

baby growth

Thursday, December 11, 2008

Mata minus... sigh...

Sejak setengah tahun belakangan, setiap kali Nico nonton TV di kamar, dari jarak normal dia akan memicingkan mata beberapa kali....
Beberapa kali juga kita akan menegurnya, kenapa matanya seperti itu.... dan dia langsung merubah matanya menjadi normal lagi...

Mommy/Daddy : "Nggak keliatan TVnya?"
Nico: "Keliatan kok..."

Mommy/Daddy: "Kalo keliatan, kenapa kok two eyes-nya kayak gitu?"
Nico: "Okay, Nico promise nggak kayak gitu lagi two eyes-nya..." (sambil matanya tidak menoleh dari layar TV)

Mommy/Daddy: "Kalau masih seperti itu, kita ke dokter aja, periksa...."
Nico: "Nggak mau ke dokter, keliatan kok...."

Jawabannya akan berputar-putar seperti itu terus....
Dan dia akan tetap enjoy menikmati semua acara TV favoritenya....

Sampai akhirnya, kita iseng membawanya ke optik langganan dekat rumah, Mbak-nya mestinya ragu juga mau memeriksa pake komputernya....
Posisi duduknya saja masih harus dipangku, kepalanya harus ditekan ke sandaran komputernya karena masih terlalu kecil....
Itupun masih gerak-gerak,.. sampai akhirnya hasilnya diketahui..
Mbaknya bilang,... "kok tinggi ya bu ? minus 2 lho... Coba dibawa ke dokter...."

Lemas dah kaki kita....
Masih berharap alat komputernya nggak valid, dan mungkin gara2 kepala Nico bergerak-gerak terus... malam itu juga kita ke dokter mata yang kebetulan praktek di RS dekat rumah....

Sepanjang perjalanan, Niconya masih bercerita.. "Mommy, tadi di komputernya ada gambar hot air baloon-nya lho...!"

Setelah masuk ke ruangan dokter, langsung didudukkan di kursi....
Dihidupkan projectornya.... ternyata untuk anak-anak, bukan huruf-huruf kayak di optik, tetapi gambar-gambar binatang dalam bentuk siluet..

Dokter: "Coba gambar apa itu?"
Nico: "Elephant... (betul), butterfly... (betul)... (terdiam)"

Dokter: "Terus?"
Nico: "I don't know...."

Terus diganti gambarnya jadi lebih kecil....
Dokter: "Kalo ini?"
Nico: (terdiam lama) "I don't know..."

Dokter: "Wah, kok kayaknya beneran minus...."
Terus diperiksa pakai alat kecil ke arah matanya.....

"Iya, kayaknya kok minus 2-an..."
Lemas sekali lagi kaki kita.....

Kemudian Dokter memasangkan kacamata test di kepala Nico... begitu kacamata test dipakai...

Nico: "Lho, itu khan gambar fish?"

Semakin lemas-lah kita :(

Mommy: "Dok, apa gara-gara suka menggambar? Nggak usah menggambar lagi ya Dok?"

Dokter: "Kemungkinan besar genetically dari orang tua...., bukan gara-gara menggambar, jangan dilarang menggambarnya" :)

Dikasilah vitamin mata mulai hari itu, diminum seterusnya.... sampai dia dianggap cukup kooperatif untuk menggunakan kacamata....

Kita tau suatu saat dia akan berkacamata secara Daddy dan Mommynya berminus tinggi, but we never expect that he will wear it at this age....

Malam itu, Daddynya bertanya ke Tuhan: "WHY ?"
Malam itu juga jawaban dari Tuhan ada... kami masih tetap harus bersyukur... hanya gara-gara Nico menderita minus terus kita masih complain ke Tuhan... tidak fair sama sekali...
Dibandingkan dengan orang tua yang anaknya divonis menderita kanker dan kelainan fatal lainnya, we just have to THANK to Jesus that we knew this earlier....

Tapi, hanguslah cita-cita Daddy-nya supaya Nico bisa jadi atlet berprestasi.... sama lah dengan Daddynya dulu.... :)

Note tambahan:
Di ruangan dokter, begitu Nico turun dari kursi periksanya, dia langsung menghampiri Daddy-nya, mencolek tangan Daddy-nya, trus Daddy-nya jongkok.. dan Nico langsung memeluk Daddy-nya:
Nico: "I am sorry Daddy, don't be sad, okay?" (sambil mencium pipi Daddy-nya)....

Can't say more......